Kue keranjang menjadi salah satu makanan khas yang wajib disajikan pada saat menjelang datangnya peringatan tahun baru China/Imlek. Imlek rasanya tak lengkap tanpa kue kranjang dengan citarasa manis dan legit itu. Namun siapa sangka di balik manisnya kue keranjang tersimpan kisah pahit dalam sejarah penemuanya.
Dituturkan oleh Liang Hong Shiang, Kue Keranjang awalnya dibuat oleh masyarakat di sekitar aliran Sungai Huang He atau dikenal juga dengan Sungai Kuning. Wilayah tersebut selalu dilanda banjir setiap musim semi tiba. Karena udara menghangat, tumpukan salju di Gunung Gobi pun mencair.
Salju yang mencair itu kemudian mengalir ke sungai kuning mengakibatkan sungai meluap. Banjir musim semi di aliran sungai Huang He biasanya berlangsung cukup lama. Kondisi alam demikian kemudian mendorong masyarakat sekitar untuk membuat makanan tahan lama dari campuran beras ketan dan gula yang dikenal dengan sebutan kue keranjang. Makanan tersebut digunakan untuk persediaan selama banjir berlangsung.
Adapun nama kue keranjang didapat dari cetakannya yang terbuat dari semacam keranjang dan dibungkus daun. Meskipun kini alumunium telah menggantikan keranjang untuk mencetak kue yang mirip jenang dodol itu, masyarakat tetap menyebutnya dengan kue keranjang.